UJI KELARUTAN
SENYAWA ORGANIK
(Percobaan
III)
I. Tujuan Praktikum
- Memahami
kepolaran suatu larutan
- Menentukan
jenis-jenis senyawa
II.
Dasar
Teori
Berdasarkan
teori like dissolves like,maka senyawa yang polar akan larut dalam pelarut
polar. Begitu pula dengan senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar.
Senyawa polar akan larut dalam air,karena air bersifat polar,sedangkan senyawa
nonpolar tidak larut dalam air.
Senyawa
organik merupakan senyawa kimia yang mengandung gugus karbon (C). Kelarutan menyatakan
secara kualitatif jumlah maksimal zat yang dapat terlarut dalam sejumlah zat
terlarut atau larutan. Dengan tes kelarutan, suatu senyawa dapat ditentukan
apakah suatu senyawa yang sedang diuji adalah basa kuat (amina), asam lemah
(fenol), asam kuat (asam karboksilat), atau suatu zat netral (aldehid, keton,
alkohol, ester, eter). Pelarut yang digunakan dalam uji kelarutan senyawa
organik adalah HCl 5%, NaOH 5%, NaHCO3 5%, H2SO4 pekat, air, dan
pelarut-pelarut organik.Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia
yang molekulnya mengandung karbon,kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.
Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Dari dolongan besar itu
senyawa organik dapat diklasifikasikan
dalam keluarga (families) dan kelas (class) yang berbeda. Senyawa
organik dibagi kedalam Sembilan kelas yang berbeda, digolongkan menurut sifat
masing-masing dalam senyawa tersebut. Secara kuantitatif untuk menyatakan
komposisi atau kelas dari larutan digunakan uji kelarutan terhadap senyawa
tersebut.
Suatu
larutan dinyatakan merupakan ”larutan tidak jenuh” jika solute dapat
ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam
konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan solute tidak dapat
berlangsung secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan dicapai dimana penambahan
solute pada sejumlah solvent yang tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain
yang memiliki konsentrasi lebih tinggi. Kelarutan yang besar terjadi bila
molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat
kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat
kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka
gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila
tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah.
Secara
umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar
daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka
kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.
Pengendapan
merupakan metode yang sangat berharga untuk memisahkan suatu sample menjadi
komponen-komponennya. Proses yang dilibatkan adalah proses dalam zat yang akan
dipisahkan itu digunakan untuk membentuk suatu fase baru endapan padat.
III. Alat
dan Bahan
a.
Alat yang digunakan pada praktikum kali
ini antara lain
- Tabung
reaksi
- Rak
tabung reaksi
- Gelas
ukur
- Pipet
tetes
b.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali
ini antara lain
- Aquades
- N-Heksan
- Cloroform
- Ethanol
- Kristal
Iodium
- Kristal
Kalium Iodida
- Indikator
Asam Basa
- Formal
Dehid
- Aseton
- Asam
Asetat
- Dietil
eter
- Toluen
- Fenol
- Etil
Diamin
- Isopropil
Alkohol
-
IV.
Cara
Kerja
Tabung
Reaksi 2: 1 ml aquades+1 ml cloroform ==> Diamati kelarutannya
Tabung
Reaksi 3: 1 ml aquades+1 ml ethanol ==> Diamati kelarutannya
Tabung
Reaksi 4: 1 ml aquades+ KI seujung spatula ==> Diamati kelarutannya
Tabung
Reaksi 5: 1 ml aquades+ Kristal Iodium seujung spatula ==> Diamati kelarutannya
Tabung
Reaksi 6: 1 ml N-heksan+KI seujung
spatula==> Diamati kelarutannya
Tabung
Reaksi 7: 1 ml Kloroform+ Kristal Iodium seujung spatula ==> Diamati Kelarutannya
V. Hasil
Pengamatan dan Pembahasan
No
|
Senyawa
Oraganik
(Unknow)
|
Kelarutan
dalam air
|
Penambahan
reagen/uji kertas lakmus
|
Kategori
|
1
|
A
|
Tak
larut
|
+NaOH
5%:Tak larut
+
HCl 5%: larut
|
Senyawa
netral
|
2
|
B
|
Tak
larut
|
+NaOH
5%:Tak larut
+HCl
5%: larut
|
Senyawa
Inert
|
3
|
C
|
Larut
|
-
|
Netral
|
4
|
D
|
Larut
|
+lakmus
biru:warna lakmus tak berubah
+lakmus
merah:warna lakmus tak berubah
|
Senyawa
netral
|
5
|
E
|
Tak
larut
|
+NaOH
5%:Tak larut
|
Senyawa
netral
|
6
|
F
|
Larut
|
+Lakmus
merah:warna lakmus tak berubah
|
Senyawa
netral
|
7
|
G
|
Tak
larut
|
+NaOH
5%:larut
+HCl
5%:larut
+H2SO4:larut
|
Asam
karboksilat
|
8
|
H
|
Tak
larut
|
NaOH
5%:tak larut
+HCl
5%:tak larut
+H2SO4
pekat:tak larut
|
Senyawa
Inert
|
9
|
I
|
Tak
larut
|
+NaOH
5%:tak larut
+HCl
5%:tak larut
+H2SO4
pekat:tak larut
|
Senyawa
Inert
|
Reagen yang ditambah masing-masing 4 tetes
V.2 Pembahasan
Pada
analisa tabung reaksi pertama dengan kode bahan A menguji senyawa dietil eter. Berdasarkan hasil percobaan senyawa dietiln
eter pada tabung pertama tersebut merupakan senyawa netral. Ditambah NaOH 5%
tidak larut dan HCL 5% larut. Dietil
eter, yang juga dikenal sebagai eter
dan etoksi etana, adalah cairan mudah terbakar yang jernih, tak berwarna, dan bertitik didih rendah serta berbau khas. Anggota paling umum dari
kelompok campuran kimiawi yang secara umum dikenal sebagai eter
ini merupakan sebuah isomernya butanol.
Berformula CH3-CH2-O-CH2-CH3,
dietil eter digunakan sebagai pelarut biasa
biasa .
Selanjutnya
adalah dilakukan analisa untuk tabung reaksi ke dua dengan kode bahan B. Tabung ini berisi campuran yang
tidak larut. Kemudian dilakukan penambahan larutan Natrium Hidroksida (NaOH)
5%. Setelah dikocok dan diamati, terlihat campuran sulit dihomogenkan.
Dilanjutkan dengan penambahan larutan HCl 5% dan hasilnya juga sama yaitu tidak
dapat larut. Menurut hasil analisa, sampel tersebut termasuk ke dalam senyawa
aromatik yaitu n-heksana. Seperti yang telah diketahui, n-heksana adalah isomer
utama heksana yang dalam keadaan standar merupakan cairan tak berwarna yang
tidak larut dalam air. Hal ini terbukti pada saat penambahan aquades, senyawa
ini tidak larut.
Pada
analisa tabung reaksi ke tiga dengan kode
bahan C menguji senyawa Isopropil
alkohol, dimana Isopropil alkohol adalah nama populer dari senyawa kimia dengan rumus molekul C3H8O atau C3H7OH.
Senyawa ini merupakan senyawa tak berwarna, mudah terbakar dengan bau
menyengat. Senyawa ini merupakan alkohol
sekunder yang paling sederhana, dimana atom karbon yang mengikat gugus alkohol
juga mengikat 2 atom karbon lain (CH3)2CHOH. Merupakan isomer
struktur dari 1-propanol.
Berdasarkan hasil percobaan isopropil alkohol dicampurkan dala air hasilnya
larut sehingga bersifat netral.
Pada
analisa tabung reaksi ke empat dengan bahan kode D menguji senyawa
aseton,dimana Aseton, juga dikenal
sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on, dimetilformaldehida,
dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah
terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai
perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dll. Ia sendiri juga merupakan
pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat,
obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara
industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia
dalam kandungan kecil. Aseton tersebut direaksikan dengan air larut,kemudian
direaksikan dengan lakmus hasilnya warna kertas lakmus tidak berubah sehingga
senyawa tersebut bersifat netral.
Pada analisa tabung reaksi ke lima dengan bahan berkode E menguji senyawa
fenol,dimana Fenol atau asam karbolat
atau benzenol adalah zat kristal
tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil
(-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Senyawa fenol direaksikan dengan aquades tak
larut,sedangkan dengan NaOH 5% juga tak larut. Senyawa ini bersifat netral.
Pada analisa tabung reaksi ke enam dengan
bahan berkode F menguji senyawa formal dehid,dimana formaldehida (juga disebut
metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang
berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang
dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis
oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh
Hoffman tahun 1867.
Pada
umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol.
Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung
karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap
tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya
matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer.
Senyawa formaldehid tersebut direaksikan dengan aquades larut,sehingga bersifat
netral.
Dari hasil pengamatan
yang diperoleh dan menurut referensi modul yang digunakan, hasil dari percobaan
sampel kode G menunjukkan bahwa campuran tersebut adalah asam salisilat atau
termasuk ke dalam gugus asam karboksilat. Dimana asam karboksilat adalah suatu
senyawa organik yang mengandung gugus karboksil –COOH. Gugus karboksil
mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil: antar aksi dari kedua
gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam
karboksilat.
Percobaan selanjutnya yaitu menguji
senyawa toluene.Berdasarkan hasil percobaan senyawa toluene ada dalam tabung
kode H yang merupakan senyawa inert. Di
dalam pencampuran aquades dan toluene, toluene tidak larut dalam air. Kemudian
setelah diuji dengan NaOH 5% tak larut,dengan HCl 5% juga tak larut serta
dengan H2SO4 juga tak larut.
Pada
tabung reaksi terakhir berisi bahan berkode I,merupakan senyawa etilen diamin
dimana senyawa tersebut direaksikan dengan aquades hasilnya tidak
larut,kemudian direaksikan dengan NaOH 5% hasilnya tidak larut.Dengan HCl 5%
tidak larut dan terakhir dengan H2SO4 juga tidak larut. Larutan etilen diamin
ini bersifat basa.
VI. Kesimpulan
· Menurut
hasil analisa, 3 sampel yang diujikan kelarutannya adalah dietil eter(kode
A),N-heksan(kode B),Isopropil alkohol(kode C),aseton(kode D),fenol(kode
E),formaldehid(kode F),asam karboksilat(kode G), toluene(kode H) dan etil
diamin(kode I).
· Senyawa
berkode A,C,D,E dan F merupakan senyawa netral,dimana senyawa netral adalah
senyawa yang tidak memiliki muatan sehingga senyawa tersebut mudah bereaksi
dengan senyawa lain. Senyawa berkode B
dan H adalah senyawa bersifat
inert,dimana senyawa inert merupakan senyawa yang sukar melepas elektron
sehingga sulit untuk bereaksi dengan senyawa lain. Sedangkan senyawa kode I
bersifat basa.
VII. Daftar
Pustaka
Nurbayti,
Siti, M.Si. 2006. Penuntun Praktikum KIMIA ORGANIK I. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah
http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/02/asam-karboksilat/
http://id.wikipedia.org/wiki/Formaldehida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar