Laporan
Praktikum Percobaan 5
IDENTIFIKASI
SENYAWA ALKOHOL & FENOL
TUJUAN
1.
Mempelajari sifat-sifat kimia alkohol
dan fenol
2.
Mempelajari tes untuk membedakan alkohol
alifatik dan aromatik
DASAR TEORI
Alkohol atau alkanol adalah turunan
hidrokarbon, umumnya alkana, dimana 1 atau lebih atom H-nya diganti dengan
gugus hidroksil (-OH) atau gugus alcohol.
Alkohol terbagi atas 3
macam, yaitu :
1. Alkohol primer, jika
gugus OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain).
2. Alkohol sekunder, jika
gugus OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C).
3. Alkohol tersier,
jika gugus OH terikat pada atom C tersier yang mengikat 3 atom C lainnya).
Fenol adalah senyawa
yang memiliki sebuah gugus hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena.
Meskipun memiliki persamaan dengan alkohol, namun secara kimiawi fenol berbeda
dengan alkohol.
Pada percobaan ini kita
akan mencoba mengidentifikasi senyawa alkohol dan fenol berdasarkan sifat
fisikanya, mempelajari beberapa reaksinya dan membedakan antara alkohol primer,
sekunder dan tersier.
SIFAT FISIKA DARI
ALKOHOL DAN FENOL
Pengujian sifat fisika dari alcohol
dengan menguji kelarutannya dalam air dan n-heksan, yaitu dengan penambahan
sejumlah kecil methanol. Kemudian pengujian kadar pH dengan menggunakan indikator
universal, yaitu dengan mencampurkan golongan alkohol dengan air kemudian dicek
kadar pHnya.
SIFAT KIMIA DARI
ALKOHOL DAN FENOL
Metode tes Lucas, dimana sampel uji
ditambahkan dengan reagen Lucas, kemudian diamati hasil pengocokan larutan yang
telah dicampur tersebut. Metode tes kromat dimana sampel uji ditambahkan dengan
sejumlah kecil aseton dan as.kromat kemudian diamati perubahan warna yang
terjadi. Metode tes Iodoform, dimana sampel
uji ditambahkan dengan sejumlah kecil NaOH kemudian diamati endapan yang
terbentuk. Metode tes Feri Klorida dimana sampel uji ditambahkan dengan
sejumlah kecil Feri Klorida kemudian
dicatat pembentukan warna yang terjadi.
Metode reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3 dimana
zat uji ditambahkan dengan Na2CO3 dan NaHCO3,
kemudian dilihat hasil reaksi yang terbentuk.
ALAT DAN BAHAN YANG
DIGUNAKAN
1. Etanol
2. Isopropanol
3. Fenol
4. 1-Propanol
5. Asam salisilat
6. H2SO4 pekat
7. K2Cr2O7 2%
8. FeCl3 2,5%
9. l2 dalam KI
10. Tabung reaksi
11. Batang pengaduk
12. Pipet tetes
13. Kaca arloji
14. Gelas piala
15. Gelas ukur
PROSEDUR KERJA
1.
Oksidasi dengan K2Cr2O7
Masukkkan
ke dalam tabung reaksi yang berbeda 2 ml K2Cr2O7
2% dan tambahkan 5 tetes H2SO4 pekat. Goyangkan tabung
reaksi tersebut. Kemudian tambahkan ke dalam tabung reaksi pertama 1 ml etanol,
dan ke dalam tabung reaksi kedua 1 ml isopropanol. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna
dari jingga ke hijau.
2.
Tes iodoform
Masukkan
ke dalam tabung reaksi yang berbeda 10 tetes etanol, isopropanol, dan
1-prppanol. Tambahkan ke dalam setiap
tabung reaksi 25 tetes NaOH 6M. Campuran dipanaskan pada suhu 60 derajat
celcius dalam penangas air, dan teteskan larutan iodine (sekitar 30 tetes)
sambil dikocok hingga terbentuk warna coklat yang tetap. Tambahkan NaOH 6M hingga larutan tidak
berwarna. Panaskan kembali selama 5 menit. Dinginkan tabung reaksi dan amati
apakah terbentuk endapan berwarna kuning.
3.
Kelarutan fenol
Dengan
menggunakan spatula, ambil 3 butir kristal fenol berukuran hampir sama, dan
masing-masing dimasukkan dalam 2 buah tabung reaksi. Tambahkan 5 ml aquades
dalam tabung pertama dan 5 ml NaOH 2M dalam tabung kedua. Goyangkan kedua
tabung dan bandingkan kecepatan kristal fenol larut dalam kedua pelarut
tersebut.
4.
Keasaman fenol
Bandingkan
keasaman larutan fenol dan larutan etanol dengan menggunakan kertas indikator.Catat
pH hasil pengamatan.
5.
Tes FeCl3
Masukkan
ke dalam 3 tabung reaksi yang berbeda, 40 tetes etanol, larutan fenol, dan
larutan asam salisilat. Tambahkan 5 tetes larutan FeCl3 ke dalam
masing-masing tabung reaksi. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya
perubahan warna dari kuning terang menjadi hijau hingga ungu.
DATA HASIL PENGAMATAN
Oksidasi alkohol
K2Cr2O7 + H2SO4 +
isopropil alkohol : warna berubah menjadi hijau, baunya lebih menyengat bila
dibandingkan dengan isopropil alkohol murni.
K2Cr2O7 + H2SO4 + etanol :
warnanya berubah menjadi hijau.
Tes iodoform
Tidak terbentuk
endapan, warna larutan keruh, terbentuk menjadi 2 lapisan.
Kelarutan fenol
3 butir fenol + 5 ml
aquades : cepat larut, warna larutan terlihat keruh saat dimasukkan aquades
3 butir fenol + 5 ml
NaOH : larut agak lama, terdapat 2 fase.
Keasaman fenol
pH fenol : 5,5
pH etanol : 7,6
Tes FeCl3
2 ml etanol : warna
tetap kuning
2 ml fenol : warna berubah menjadi orange
2 ml asam salisilat :
warna berubah menjadi ungu pekat
PEMBAHASAN
Pada
identifikasi alkohol dan fenol ini,
mula-mula dilakukan uji oksidasi alkohol menggunakan K2Cr2O7.
Tes ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier.
Namun pada percobaan ini, bukan hanya parameter warna yang diamati, tetapi juga
parameter baunya. Alkohol primer dan
sekunder akan bereaksi dan membentuk larutan berwarna hijau, sementara alkohol
tersier tidak bereaksi. Dari hasil pengamatan yang menunjukkan hasil berwarna
hijau yaitu etanol dan isopropil alkohol.
Pengujian dilanjutkan dengan menggunakan
reagen Iodoform, uji iodoform merupakan reaksi antara etanol absolut atau
sampel alkohol yang lain dengan iodin yang akan membentuk larutan berwarna
coklat. Hal ini disebabkan karena alkohol bereaksi dengan hidrogen halida
menghasilkan alkil halida. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak ada larutan
yang berwarna coklat, berarti pada setiap sampel alkohol tidak mengandung
iodoform.
Selanjutnya adalah
pengujian kelarutan fenol. Pengujian dilakukan dengan menambahkan aquades pada
tabung reaksi pertama dan NaOH pada tabung reaksi yang kedua. Berdasarkan hasil
percobaan, ternyata yang lebih cepat larut adalah fenol pada tabung pertama
yang ditambahkan aquades. Fenol dapat larut dengan aquades karena kemampuannya
dalam membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Fenol bereaksi dengan
larutan sodium hidroksida atau NaOH menghasilkan larutan tidak berwarna yang
mengandung sodium fenoksida. Dalam reaksi ini, ion hidrogen digantikan oleh
natrium sehingga dihasilkan sodium fenoksida dan air. Kemudian dilakukan tes
keasaman fenol. Hasil percobaan menunjukkan fenol lebih bersifat asam daripada
etanol dengan pH sebesar 5,5. Fenol
memiliki sifat asam karena cenderung melepaskan ion H+ dari gugus
hirdoksilnya.
Pengujian
terakhir adalah dengan menggunakan FeCl3, reagen ini adalah cara
paling sederhana yang dapat digunakan untuk membedakan antara alkohol dan
fenol. Alkohol tidak akan bereaksi dengan reagen ini, dan hasil praktikum
menunjukkan bahwa etanol, tidak bereaksi dengan reagen ini, maka kemungkinan
etanol merupakan alkohol. Sedangkan
untuk fenol dan asam salisilat, masing-masing larutan berubah menjadi warna
orange dan ungu. Maka kedua senyawa tersebut merupakan fenol.
KESIMPULAN
1.
Sifat kimia alkohol dan fenol dapat
dipelajari.
2.
Alkohol alifatik dan aromatik dapat
dibedakan.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden
& Fessenden. 1986. Kimia Organik
Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar