Pages

Sabtu, 28 Desember 2013



Laporan Praktikum Percobaan 5


IDENTIFIKASI SENYAWA ALKOHOL & FENOL

TUJUAN
1.      Mempelajari sifat-sifat kimia alkohol dan fenol
2.      Mempelajari tes untuk membedakan alkohol alifatik dan aromatik

DASAR TEORI
         Alkohol atau alkanol adalah turunan hidrokarbon, umumnya alkana, dimana 1 atau lebih atom H-nya diganti dengan gugus hidroksil (-OH) atau gugus alcohol.
Alkohol terbagi atas 3 macam, yaitu :
1. Alkohol primer, jika gugus OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain).
2. Alkohol sekunder, jika gugus OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C).
3. Alkohol tersier, jika gugus OH terikat pada atom C tersier yang mengikat 3 atom C lainnya).
Fenol adalah senyawa yang memiliki sebuah gugus hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena. Meskipun memiliki persamaan dengan alkohol, namun secara kimiawi fenol berbeda dengan alkohol.
Pada percobaan ini kita akan mencoba mengidentifikasi senyawa alkohol dan fenol berdasarkan sifat fisikanya, mempelajari beberapa reaksinya dan membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier.
SIFAT FISIKA DARI ALKOHOL DAN FENOL
         Pengujian sifat fisika dari alcohol dengan menguji kelarutannya dalam air dan n-heksan, yaitu dengan penambahan sejumlah kecil methanol. Kemudian pengujian kadar pH dengan menggunakan indikator universal, yaitu dengan mencampurkan golongan alkohol dengan air kemudian dicek kadar pHnya.
SIFAT KIMIA DARI ALKOHOL DAN FENOL
         Metode tes Lucas, dimana sampel uji ditambahkan dengan reagen Lucas, kemudian diamati hasil pengocokan larutan yang telah dicampur tersebut. Metode tes kromat dimana sampel uji ditambahkan dengan sejumlah kecil aseton dan as.kromat kemudian diamati perubahan warna yang terjadi. Metode tes Iodoform, dimana sampel  uji ditambahkan dengan sejumlah kecil NaOH kemudian diamati endapan yang terbentuk. Metode tes Feri Klorida dimana sampel uji ditambahkan dengan sejumlah  kecil Feri Klorida kemudian dicatat  pembentukan warna yang terjadi. Metode reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3 dimana zat uji ditambahkan dengan Na2CO3 dan NaHCO3, kemudian dilihat hasil reaksi yang terbentuk.

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
1.  Etanol
2.  Isopropanol
3.  Fenol
4.  1-Propanol
5.  Asam salisilat
6.  H2SO4 pekat
7.  K2Cr2O7 2%
8.  FeCl3 2,5%
9.  l2 dalam KI
10. Tabung reaksi
11.  Batang pengaduk
12.  Pipet tetes
13.  Kaca arloji
14.  Gelas piala
15.  Gelas ukur

PROSEDUR KERJA
1.      Oksidasi dengan K2Cr2O7
Masukkkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda 2 ml K2Cr2O7 2% dan tambahkan 5 tetes H2SO4 pekat. Goyangkan tabung reaksi tersebut. Kemudian tambahkan ke dalam tabung reaksi pertama 1 ml etanol, dan ke dalam tabung reaksi kedua 1 ml isopropanol. Reaksi positif  ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari jingga ke hijau.


2.      Tes iodoform
Masukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda 10 tetes etanol, isopropanol, dan 1-prppanol.  Tambahkan ke dalam setiap tabung reaksi 25 tetes NaOH 6M. Campuran dipanaskan pada suhu 60 derajat celcius dalam penangas air, dan teteskan larutan iodine (sekitar 30 tetes) sambil dikocok hingga terbentuk warna coklat yang tetap.  Tambahkan NaOH 6M hingga larutan tidak berwarna. Panaskan kembali selama 5 menit. Dinginkan tabung reaksi dan amati apakah terbentuk endapan berwarna kuning.
3.      Kelarutan fenol
Dengan menggunakan spatula, ambil 3 butir kristal fenol berukuran hampir sama, dan masing-masing dimasukkan dalam 2 buah tabung reaksi. Tambahkan 5 ml aquades dalam tabung pertama dan 5 ml NaOH 2M dalam tabung kedua. Goyangkan kedua tabung dan bandingkan kecepatan kristal fenol larut dalam kedua pelarut tersebut.
4.      Keasaman fenol
Bandingkan keasaman larutan fenol dan larutan etanol dengan menggunakan kertas indikator.Catat pH hasil pengamatan.
5.      Tes FeCl3
Masukkan ke dalam 3 tabung reaksi yang berbeda, 40 tetes etanol, larutan fenol, dan larutan asam salisilat. Tambahkan 5 tetes larutan FeCl3 ke dalam masing-masing tabung reaksi. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari kuning terang menjadi hijau hingga ungu.

DATA HASIL PENGAMATAN
Oksidasi alkohol
K2Cr2O7  + H2SO4 + isopropil alkohol : warna berubah menjadi hijau, baunya lebih menyengat bila dibandingkan dengan isopropil alkohol murni.
K2Cr2O7  + H2SO4 + etanol : warnanya berubah menjadi hijau.
Tes iodoform
Tidak terbentuk endapan, warna larutan keruh, terbentuk menjadi 2 lapisan.
Kelarutan fenol
3 butir fenol + 5 ml aquades : cepat larut, warna larutan terlihat keruh saat dimasukkan aquades
3 butir fenol + 5 ml NaOH : larut agak lama, terdapat 2 fase.
Keasaman fenol
pH fenol : 5,5
pH etanol : 7,6
Tes FeCl3
2 ml etanol : warna tetap kuning
2 ml fenol :  warna berubah menjadi orange
2 ml asam salisilat : warna berubah menjadi ungu pekat

PEMBAHASAN
Pada identifikasi alkohol dan  fenol ini, mula-mula dilakukan uji oksidasi alkohol menggunakan K2Cr2O7. Tes ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier. Namun pada percobaan ini, bukan hanya parameter warna yang diamati, tetapi juga parameter baunya.  Alkohol primer dan sekunder akan bereaksi dan membentuk larutan berwarna hijau, sementara alkohol tersier tidak bereaksi. Dari hasil pengamatan yang menunjukkan hasil berwarna hijau yaitu etanol dan isopropil alkohol.
            Pengujian dilanjutkan dengan menggunakan reagen Iodoform, uji iodoform merupakan reaksi antara etanol absolut atau sampel alkohol yang lain dengan iodin yang akan membentuk larutan berwarna coklat. Hal ini disebabkan karena alkohol bereaksi dengan hidrogen halida menghasilkan alkil halida. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak ada larutan yang berwarna coklat, berarti pada setiap sampel alkohol tidak mengandung iodoform.
         Selanjutnya adalah pengujian kelarutan fenol. Pengujian dilakukan dengan menambahkan aquades pada tabung reaksi pertama dan NaOH pada tabung reaksi yang kedua. Berdasarkan hasil percobaan, ternyata yang lebih cepat larut adalah fenol pada tabung pertama yang ditambahkan aquades. Fenol dapat larut dengan aquades karena kemampuannya dalam membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Fenol bereaksi dengan larutan sodium hidroksida atau NaOH menghasilkan larutan tidak berwarna yang mengandung sodium fenoksida. Dalam reaksi ini, ion hidrogen digantikan oleh natrium sehingga dihasilkan sodium fenoksida dan air. Kemudian dilakukan tes keasaman fenol. Hasil percobaan menunjukkan fenol lebih bersifat asam daripada etanol dengan pH sebesar 5,5.  Fenol memiliki sifat asam karena cenderung melepaskan ion H+ dari gugus hirdoksilnya.
Pengujian terakhir adalah dengan menggunakan FeCl3, reagen ini adalah cara paling sederhana yang dapat digunakan untuk membedakan antara alkohol dan fenol. Alkohol tidak akan bereaksi dengan reagen ini, dan hasil praktikum menunjukkan bahwa etanol, tidak bereaksi dengan reagen ini, maka kemungkinan etanol  merupakan alkohol. Sedangkan untuk fenol dan asam salisilat, masing-masing larutan berubah menjadi warna orange dan ungu. Maka kedua senyawa tersebut merupakan fenol.

KESIMPULAN
1.      Sifat kimia alkohol dan fenol dapat dipelajari.
2.      Alkohol alifatik dan aromatik dapat dibedakan.

DAFTAR PUSTAKA
Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.