Pages

Jumat, 27 Desember 2013

Laporan praktikum percobaan 3



UJI KELARUTAN SENYAWA ORGANIK
(Percobaan III)

I.       Tujuan Praktikum
-  Memahami kepolaran suatu larutan
-  Menentukan jenis-jenis senyawa

II.        Dasar Teori
Berdasarkan teori like dissolves like,maka senyawa yang polar akan larut dalam pelarut polar. Begitu pula dengan senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar. Senyawa polar akan larut dalam air,karena air bersifat polar,sedangkan senyawa nonpolar tidak larut dalam air.
Senyawa organik merupakan senyawa kimia yang mengandung gugus karbon (C). Kelarutan menyatakan secara kualitatif jumlah maksimal zat yang dapat terlarut dalam sejumlah zat terlarut atau larutan. Dengan tes kelarutan, suatu senyawa dapat ditentukan apakah suatu senyawa yang sedang diuji adalah basa kuat (amina), asam lemah (fenol), asam kuat (asam karboksilat), atau suatu zat netral (aldehid, keton, alkohol, ester, eter). Pelarut yang digunakan dalam uji kelarutan senyawa organik adalah HCl 5%, NaOH 5%, NaHCO3 5%, H2SO4 pekat, air, dan pelarut-pelarut organik.Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon,kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Dari dolongan besar itu senyawa organik dapat diklasifikasikan  dalam keluarga (families) dan kelas (class) yang berbeda. Senyawa organik dibagi kedalam Sembilan kelas yang berbeda, digolongkan menurut sifat masing-masing dalam senyawa tersebut. Secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi atau kelas dari larutan digunakan uji kelarutan terhadap senyawa tersebut.
Suatu larutan dinyatakan merupakan ”larutan tidak jenuh” jika solute dapat ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan solute tidak dapat berlangsung secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan dicapai dimana penambahan solute pada sejumlah solvent yang tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain yang memiliki konsentrasi lebih tinggi. Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.
Pengendapan merupakan metode yang sangat berharga untuk memisahkan suatu sample menjadi komponen-komponennya. Proses yang dilibatkan adalah proses dalam zat yang akan dipisahkan itu digunakan untuk membentuk suatu fase baru endapan padat.

III.       Alat dan Bahan
a.        Alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain
-  Tabung reaksi
-  Rak tabung reaksi
-  Gelas ukur
-  Pipet tetes

b.       Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain
-  Aquades
-  N-Heksan
-  Cloroform
-  Ethanol
-  Kristal Iodium
-  Kristal Kalium Iodida
-  Indikator Asam Basa
-  Formal Dehid
-  Aseton
-  Asam Asetat
-  Dietil eter
-  Toluen
-  Fenol
-  Etil Diamin
-  Isopropil Alkohol
-   
IV.                  Cara Kerja

Tabung Reaksi 1:1 ml aquades+1 ml N-heksan  ===> Diamati kelarutannya
Tabung Reaksi 2: 1 ml aquades+1 ml cloroform ==> Diamati kelarutannya
Tabung Reaksi 3: 1 ml aquades+1 ml ethanol ==> Diamati kelarutannya
Tabung Reaksi 4: 1 ml aquades+ KI seujung spatula ==> Diamati kelarutannya
Tabung Reaksi 5: 1 ml aquades+ Kristal Iodium seujung spatula ==>  Diamati kelarutannya
Tabung Reaksi 6:  1 ml N-heksan+KI seujung spatula==>  Diamati kelarutannya
Tabung Reaksi 7: 1 ml Kloroform+ Kristal Iodium seujung spatula ==> Diamati Kelarutannya
Tabung reaksi 8: 1 ml kloroform+2 ml N-heksan+3 ml air ==>Diamati urutan lapisannaya 

  V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

      V .1 Hasil Pengamatan
No
Senyawa Oraganik
(Unknow)
Kelarutan dalam air
Penambahan reagen/uji kertas lakmus
Kategori
1
A
Tak larut
+NaOH 5%:Tak larut
+ HCl 5%: larut

Senyawa netral
2
B
Tak larut
+NaOH 5%:Tak larut
+HCl 5%: larut
Senyawa Inert
3
C
Larut
-
Netral
4
D
Larut
+lakmus biru:warna lakmus tak berubah
+lakmus merah:warna lakmus tak berubah
Senyawa netral
5
E
Tak larut
+NaOH 5%:Tak larut
Senyawa netral
6
F
Larut
+Lakmus merah:warna lakmus tak berubah
Senyawa netral
7
G
Tak larut
+NaOH 5%:larut
+HCl 5%:larut
+H2SO4:larut
Asam karboksilat
8
H
Tak larut
NaOH 5%:tak larut
+HCl 5%:tak larut
+H2SO4 pekat:tak larut
Senyawa Inert
9
I
Tak larut
+NaOH 5%:tak larut
+HCl 5%:tak larut
+H2SO4 pekat:tak larut
Senyawa Inert
 Reagen yang ditambah masing-masing 4 tetes

    V.2  Pembahasan
  Pada analisa tabung reaksi pertama dengan  kode bahan A menguji senyawa dietil eter.  Berdasarkan    hasil percobaan senyawa dietiln eter pada tabung pertama tersebut merupakan senyawa netral. Ditambah NaOH 5% tidak larut dan HCL 5% larut. Dietil eter, yang juga dikenal sebagai eter dan etoksi etana, adalah cairan mudah terbakar yang jernih, tak berwarna, dan bertitik didih rendah serta berbau khas. Anggota paling umum dari kelompok campuran kimiawi yang secara umum dikenal sebagai eter ini merupakan sebuah isomernya butanol. Berformula CH3-CH2-O-CH2-CH3, dietil eter digunakan sebagai pelarut biasa  biasa .
Selanjutnya adalah dilakukan analisa untuk tabung reaksi ke dua dengan  kode bahan B. Tabung ini berisi campuran yang tidak larut. Kemudian dilakukan penambahan larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 5%. Setelah dikocok dan diamati, terlihat campuran sulit dihomogenkan. Dilanjutkan dengan penambahan larutan HCl 5% dan hasilnya juga sama yaitu tidak dapat larut. Menurut hasil analisa, sampel tersebut termasuk ke dalam senyawa aromatik yaitu n-heksana. Seperti yang telah diketahui, n-heksana adalah isomer utama heksana yang dalam keadaan standar merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air. Hal ini terbukti pada saat penambahan aquades, senyawa ini tidak larut.
Pada analisa tabung reaksi  ke tiga dengan kode bahan  C menguji senyawa Isopropil alkohol, dimana  Isopropil alkohol adalah nama populer dari senyawa kimia dengan rumus molekul C3H8O atau C3H7OH. Senyawa ini merupakan senyawa tak berwarna, mudah terbakar dengan bau menyengat. Senyawa ini merupakan alkohol sekunder yang paling sederhana, dimana atom karbon yang mengikat gugus alkohol juga mengikat 2 atom karbon lain (CH3)2CHOH. Merupakan isomer struktur dari 1-propanol. Berdasarkan hasil percobaan isopropil alkohol dicampurkan dala air hasilnya larut sehingga bersifat netral.
Pada analisa tabung reaksi ke empat dengan bahan kode D menguji senyawa aseton,dimana  Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dll. Ia sendiri juga merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil. Aseton tersebut direaksikan dengan air larut,kemudian direaksikan dengan lakmus hasilnya warna kertas lakmus tidak berubah sehingga senyawa tersebut bersifat netral.
  Pada analisa tabung reaksi ke lima  dengan bahan berkode E menguji senyawa fenol,dimana  Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Senyawa fenol direaksikan dengan aquades tak larut,sedangkan dengan NaOH 5% juga tak larut. Senyawa ini bersifat netral.
  Pada analisa tabung reaksi ke enam dengan bahan berkode F menguji senyawa formal dehid,dimana formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.

Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Senyawa formaldehid tersebut direaksikan dengan aquades larut,sehingga bersifat netral.
Dari hasil pengamatan yang diperoleh dan menurut referensi modul yang digunakan, hasil dari percobaan sampel kode G menunjukkan bahwa campuran tersebut adalah asam salisilat atau termasuk ke dalam gugus asam karboksilat. Dimana asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil: antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat.
     Percobaan selanjutnya yaitu menguji senyawa toluene.Berdasarkan hasil percobaan senyawa toluene ada dalam tabung kode H yang merupakan senyawa inert.  Di dalam pencampuran aquades dan toluene, toluene tidak larut dalam air. Kemudian setelah diuji dengan NaOH 5% tak larut,dengan HCl 5% juga tak larut serta dengan H2SO4 juga tak larut.
Pada tabung reaksi terakhir berisi bahan berkode I,merupakan senyawa etilen diamin dimana senyawa tersebut direaksikan dengan aquades hasilnya tidak larut,kemudian direaksikan dengan NaOH 5% hasilnya tidak larut.Dengan HCl 5% tidak larut dan terakhir dengan H2SO4 juga tidak larut. Larutan etilen diamin ini bersifat basa.

VI.     Kesimpulan
· Menurut hasil analisa, 3 sampel yang diujikan kelarutannya adalah dietil eter(kode A),N-heksan(kode B),Isopropil alkohol(kode C),aseton(kode D),fenol(kode E),formaldehid(kode F),asam karboksilat(kode G), toluene(kode H) dan etil diamin(kode I).
· Senyawa berkode A,C,D,E dan F merupakan senyawa netral,dimana senyawa netral adalah senyawa yang tidak memiliki muatan sehingga senyawa tersebut mudah bereaksi dengan senyawa lain.  Senyawa berkode B dan H adalah senyawa bersifat  inert,dimana senyawa inert merupakan senyawa yang sukar melepas elektron sehingga sulit untuk bereaksi dengan senyawa lain. Sedangkan senyawa kode I bersifat basa.

VII.       Daftar Pustaka
Nurbayti, Siti, M.Si. 2006. Penuntun Praktikum KIMIA ORGANIK I. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/02/asam-karboksilat/
http://id.wikipedia.org/wiki/Formaldehida
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar