Pages

Jumat, 27 Desember 2013

Laporan praktikum percobaan 6



IDENTIFIKASI ALDEHID DAN KETON
(PERCOBAAN VI)

I.      Tujuan Praktikum
·       Mengetahui sifat-sifat kimia aldehid dan keton
·       Membedakan aldehid dan keton

II.    Dasar Teori
Aldehid dan keton merupakan senyawa yang mempunyai gugus karbonil. Aldehid mempunyai sedikitnya satu hidrogen yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan keton tidak mempunyai hidrogen yang terikat pada karbonil,hanya karbon yang mengandung  gugus R(R adalah alkil atau aromatik).

Dalam percobaan ini,dipelajari sifat-sifat kimia dari aldehid dan keton dengan menggunakan beberapa tes/uji,yaitu:
1.      Oksidasi dengan KMnO4(Oksidator kuat)
Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator kuat seperti KMnO4. Tes positif jika ion MnO4- (warna ungu)b berubah menjadi endapan MnO2 (warna coklat).
5 R-CHO+2 KMnO4+ H2SO4==>  5 R-COOH+MnO2+MnSO4+H2O
                     Ungu                                                         Coklat
2.      Tes Tollens
Aldehid dengan pereaksi tollens (oksidator lemah) dioksidasi menjadi asam karboksilat,yang ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak.
R-CHO+2 Ag(NH3)2OH ==> 2 Ag+R-COONH4+ +3NH3+H2O
                                               Cermin perak
3.      Tes Benedict
Aldehid alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi Benedict(kompleks ion Cu(II) sitrat dalam larutan basa). Ion Cu(II) direduksi menjadi Cu2O(endapan merah bata). Aldehid  aromatik dan keton tidak bereaksi dengan pereaksi benedict.
R-CHO+2 Cu2+ + 5 OH- ==>  R-COO- + Cu2O+3H2O
                Biru                                      Merah Bata
4.      Tes Fehling
Pereaksi Fehling merupakan kompleks ion Cu(II) tartrat dalam larutan asam. Ion Cu(II) direduksi menjadi Cu2O(endapan berwarna merah bata).
R-CHO+Cu2+  ==>R-COO- + Cu2O
                        H+                     Merah bata
5.      Tes Iodoform
Metil keton menghasilkan endapan kuning iodoform jika direaksikan dengan iodine dalam larutan NaOH.
6.      Tes 2,4-dinitrofenilhidrazin(2,4-DNPH)
Semua senyawa aldehid dan keton menghsilkan endapan dengan pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin. Reaksi ini umum digunakan untuk mengetahui adanya gugus aldehid dan keton. Warna endapan terbentuk bervariasi mulai dari kuning hingga merah. Alkohol tidak memberikan hasil positif dengan tes ini.

III.                Alat dan Bahan
a.       Alat yang digunakan antara lain
-          Tabung reaksi
-          Pipet tetes
-          Batang pengaduk
-          Pemanas listrik
-          Kaca arloji
-          Gelas piala
-          Gelas ukur
-          Termometer
b.      Bahan-bahan yang digunakan antara lain
-          Formaldehid
-          Aseton
-          NaOH
-          Pereaksi benedict
-          Larutan iodine
-          Benzaldehida
-          KMnO4
-          Pereaksi Tollens
-          Pereaksi Felling
IV.               Prosedur Kerja
 1.      Oksidasi dengan KMnO4
                 Tabung reaksi 1                      
                 Tabung reaksi 2
                 Tabung reaksi 3
                 (masing-masing dimasukkan 1 ml KMnO4 1%)
                                                                       
                                   

          +Formal dehid       +Aseton          +Benzal dehid
                           (masing-masing 1 tetes) 

2.      ½ ml tollens A+1/2 ml tollens B
Tabung reaksi 1
Tabung reaksi 3
Tabung reaksi 2
 
  ( masing-masing tabung  +larutan amonium 2% tetes demi tetes)
                                                         
           +Formaldehid    +aseton      +benzaldehid
                         (masing-masing 1 tetes)
                                                                                            
        Dipanaskan pada suhu 60° C selama 5 menit

3.      Tes Benedict
Formal dehid
Benzal dehid
Glukosa
Aseton
(masing-masing 10 tetes)
+2 ml benedict
-Dikocok
 -Dipanaskan selama 10 menit
-Didinginkan

4.      1.3 ml Fehling A+1.3 ml Fehling B
Formal dehid
Benzal dehid
Glukosa
Aseton
(masing-masing 3 tetes)
  - Diaduk
- Dipanaskan dalam air mendidih tidak lebih dari 10 menit 

5.      Tes Iodoform



(masing-masing diisi 4 ml)
-Didinginkan dalam penanggas  ( 10 menit)
-+40 tetes iodin
Aseton
Benzal dehid
Formaldehid
-(masing-masing 20 tetes)

V.                 Hasil Pengamatan
1.      Oksidasi dengan KMnO4 1%
No
Sampel
sebelum+KMnO4 1%
Hasil setelah +KMnO4 1%
1
Formaldehid
Tak berwarna
Coklat kehitaman
2
Aseton
Tak berwarna
Tetap
3
Benzaldehid
Tak berwarna
Coklat keruh

2.      ½ ml tollens A+ ½ ml tollens B
Ditambah larutan amonium 2%
No
Sampel
Sebelum dipanaskan
Setelah dipanaskan
1
Formaldehid
Tak berwarna
Terdapat endapan(putih keruh)
2
Aseton
Tak berwarna
Terdapat endapan(bening)
3
Benzaldehid
Tak berwarna
Terdapat endapan(putih keruh)

3.      Tes Beneddict
No
Sampel
Sebelum ditambah benedict
Setelah ditambah benedict
1
Formaldehid
Tak berwarna
Larutan berwarna  biru
2
Aseton
Tak berwarna
Larutan berwarna biru
3
Benzaldehid
Tak berwarna
Terbentuk 2fase(atas putih,bawah biru)
4
Glukosa
Agak kecoklatan
Larutan berwarna biru kehijauan


4.      Uji fehling a dan b
No
Sampel
Hasil(setelah pemanasan)
1
Formaldehid
(larutan berwarna biru tua)
2
Aseton
(larutan berwarna biru tua)
3
Benzaldehid
(larutanberwarna biru tua)
4
Glukosa
(endapan merah bata)

5.      Tes Iodoform
No
Sampel
Hasil
1
Formaldehid
Larutan berwarna kuning muda
2
Aseton
Larutan tak berwarna
3
Benzaldehid
Terbentuk gumpalan


VI.               Pembahasan
               Hal yang membedakan Aldehid dengan keton yaitu kemampuan kedua senyawa ini apabila dioksidasi.  Alhedid dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus penting di dalam kimia oragnik. Secara struktural, aldehid dan keton dibedakan oleh substituen pada R’, begitu pula dengan ester dan asam karboksilat
Sifat-sifat aldehid dan keton hampir mirip satu sama lain. Namun, karena perbedaan gugus yang terikat pada gugus karbonil antara aldehid dan keton maka menimbulkan adanya perbedaan sifat kimia yang paling menonjol antara keduanya, yaitu aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit dan aldehid lebih reaktif dari pada keton terhadap adisi nukleofilik, yang mana reaksi ini merupakan karakteristik terhadap gugus karbonil.
Pada percobaan ini, dilakukan untuk mengidentifaksi senyawa berdasarkan perbedaan gugus fungsi dan mengidentifikasi secara kimia senyawa golongan aldehid dan keton pada uji oksidasi dengan KMnO4,tollens, , benedict, fehling dan iodoform. Untuk dapat membandingkan senyawa golongan aldehid dan keton digunakan bahan yang sama yaitu, formalin, glukosa, aseton dan benzaldehid. Pereaksi  fehling merupakan pencampuran larutan fehling A dan fehling B. Dimana fehling A adalah larutan CuSO4.5H2O dalam aquades dengan H2SO4 encer.  sedangkan fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereaksi benedict merupakan larutan yang mengandung natrium sitrat anhidrat. Jika direaksikan dengan aldehid dan dipanaskan akan dihasilkan Cu2O. Pereaksi tollens terdiri dari dua,yaitu tollens A merupakan larutan AgNO3 dan tollens B merupakan larutan NaOH.  Untuk larutan Iodine terdiri dari I2 dan KI.
             Percobaan pertama adalah oksidasi dengan KMnO4. Pada uji oksidasi dengan KMnO4,tes positif jika ion MnO4-(warna ungu) berubah menjadi endapan MnO2(warna coklat). Sampel yang digunakan adalahformaldehid,aseton dan benzaldehid. Dari praktikum yang dilakukan, Formaldehid dengan KMnO4  hasilnya fositif karena dihasilkan warna coklat kehitaman. Pada percobaan aseton dengan KMnO4 hasilnya negatif karena warna tidak berubah menjadi coklat  Sedangkan untuk benzaldehid dengan KMnO4 hasilnya positif,warna menjadi coklat agak keruh.
                  Percobaan kedua yaitu tes tollens,dimana aldehid dengan pereaksi tollens dioksidasi menjadi asam karboksilat ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak. Sampel yang digunakan yaitu formaldehid,aseton dan benzaldehid. Pada uji formaldehid dengan larutan amonia dapat bereaksi dengan tollens ditandai dengan terbebtuknya endapan putih keruh.  Pada aseton tidak bereaksi dengan tollens,karena dari pengujian yang dilakukan tidak terbentuk endapan putih keruh. Namun larutan tetap bening. Hal tersebut menunjukkan bahwa aseton termasuk ke dalam keton. Sedangkan pada benzaldehid dapat beraksi dengan tollens karena menghasilkan endapan putih keruh.  
          Percobaan ke tiga yaitu tes benedict,dimana aldehid alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi benedict,dimana Cu 2+ berwarna biru direduksi menjadi Cu2O endapan berwarna merah bata. Sampel yang digunakan formaldehid,aseton,benzaldehid dan glukosa. Keempat sampel tersebut tidak bereaksi dengan benedict. Karena tidak menghasilkan endapan merah bata,namun tetap menjadi larutan berwarna biru.
         Percobaan ke empat yaitu tes fehling. Pada uji fehling digunakan larutan fehling A dan fehling B. Dimana fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks  dan sesudah pemanasan berubah menghasilkan endapan merah, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa didalam pencampuran larutan tersebut terdapat senyawa aldehid. Sampel yang dugunakan adalah formaldehid,aseton,benzaldehid dan glukosa. Dari hasil yang didapat,formaldehid,aseton dan benzaldehid tidak bereaksi dengan fehling karena setelah dipanaskan ketiganya tidak menghasilkan endapan merah bata namun larutan tetap biru. Sedangkan pada glukosa dapat bereaksi dengan fehling,karena setelah pemanasan menghasilkan endapan merah bata.
      Percobaan ke lima yaitu tes iodoform. Dimana metilketon menghasilkan endapan kuning iodoform jika direaksikan dengan iodine dalam larutan NaOH. Sampel yang digunakan yaitu formaldehid,aseton dan benzaldehid.  Pada formaldehid yang direaksikan dengan iodine dan NaOH tidak menghasilkan endapan kuning tapi larutan berwarna kuning muda. Pada aseton direaksikan dengan iodine dan NaOH larutan menjadi bening. Sedangkan pada benzaldehid diraksikan dengan NaOH dan iodine tebentuk gumpalan.  Secara teoritis reaksi benzaldehid tersebut menghasilkan endapan kuning.

VII.               KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Perbedaan senyawa aldehid dan keton di tinjau dari segi gugus fungsinya adalah aldehid memiliki sekurang-kurangnya satu atom hidrogen yang terikat pada atom karbonilnya.  Sedangkan keton memiliki dua gugus alkil yang terikat pada karbonilnya.
2.      Senyawa yang mengandung gugus keton adalah aseton dan senyawa yang mengandung gugus aldehid adalah formaldehid dan benzaldehid.
3.      Glukosa dapat bereaksi dengan fehling A dan B yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata.

VIII.            DAFTAR PUSTAKA
      Fessenden, Ralp J dan Fessenden, Joan S., 1986, Kimia Organik Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Sulaiman, A.H., 1995, Kimia Anorganik, USU Press: Medan
http://kimrani.blogspot.com/2012/11/identifikasi-aldehid-dan-keton.htmla

Tidak ada komentar:

Posting Komentar